Sabtu, 21 Januari 2012

Bukan masalah menang atau kalah tapi malu.

Sat 21st 2012

Hanya bermaksud untuk membuat seseorang itu bahagia.
Bersemangat dan berambisi.
Tapi maksud baik tidaklah selalu dibalas dengan yang baik.
Kadang ku harus menelan kekecewaan itu seorang diri.
Begitu besar kekecewaan saat maksud baikku itu diinjak-injak bagai sampah yang tak bisa lagi didaur ulang,
Haaah pedih lukaku takkan lama.
Karna seeseorang itu aka menorehkan luka baru di relung hatiku.
Takkan lama setelah luka yang sebelumnya ditorehkan.
Aku hanya menunggu waktu-waktu itu.
Begitu krusial rasanya jika seseorang itu melewatkan untuk tak melukai hatiku.
Miris memang nasibku.

Belum selesai masalahku dengan orang ini,
Masalah baru dengan penjahat baru pun datang.
Sepertinya garis sial itu selalu ada di garis kehidupanku.
Atau mungkin garis kehidupanku adalah garis terkutuk itu.
Begitu anggapan orang jika berada di posisiku.
Tapi aku tau, garis itu hanya torehan kecil hidupku.
Takkan berarti apa-apa.
Aku memang telah terbiasa.
Karena hidupku memang merupakan ujian yang selalu berat.
Terkadangan aku tak mampu mencapai batas tuntas kehidupanku itu.
Yah anggap saja, aku akan belajar lebih baik lagi untuk hari esok.
Begitulah selalu garis kesialan hidupku berlanjut.

Aku percaya.
Di dunia yang sempit ini.
Aku tak sendiri.
Banyak yang akan mendukungku mengalahkan semua masalahku.
Termasuk masalh dengan makhluk Tuhan yang sangat hina, sama hinanya dengan diriku dimata-Nya.
Aku dan seseorang itu, dan dengan seluruh umat manusia itu sama.
Ku harap seseorang dan semua umat menyadari hal besar ini.

Enatahlah, aku juga tak tahu dengan apa yang ku tulis.
Ini hanya isi hatiku yang tidak penting bagi pembaca blog ini.
Aku bukanlah orang yang penting bagi pembaca.

Jumat, 20 Januari 2012

Malu jika kalah oleh ......

Fri Jan 20th 2012

Aku mengerti semua ini.
Kau ingin memberi yang terbaik untukku.
Agar kelak tak ada penyesalan dalam hidupku,
Seperti layaknya dirimu yang terus hidup dalam penyesalan yang tak akan mungkin.
Tak akan bisa berakhir.
Kau hanya bisa melupakan penyesalan itu sejenak saat kau mendedikasikan semua kemampuanmu.
Untuk membuat ku tak menyesal seperti dirimu kelak.
Aku paham sekali maksudmu itu.
Maafkan lah aku yang selalu menyia-nyiakanmu.
Mengabaikan semua nasehatmu.
Aku telah salah.
Tapi aku juga tak berdaya untuk menahan godaan yang seakan-akan telah bersemayam dalam darahku.
Telah berhembus dalam nafasku.
Tapi tenanglah.
Aku akan tetap berusaha.
Aku yakin Tuhan akan menolongku untuk kuat menahan semua godaan.
Aku harus bisa membuat kau bangga.
Aku harus membalas semua yang telah kau berikan padaku.
Memang bukan dengan materi.
Karna aku memang tak punya hal yang demikian.
tapi kau akan membalas dengan sebuah senyuman indah di bibirmu itu.
Yang akan selalu kau sunggingkan kala kau mengingat nama ku.
Yang selalu membuat kau salut kala kau sebut namaku.
Aku berjanji atas nama Tuhanku, aku akan berusaha keras untuk membuat kau tersenyum.
Membuat diriku tak menyesal seperti dirimu.
Dan belajar bagaimana cara mensyukuri segala anugrah yang telah ku dapatkan.

Kamis, 19 Januari 2012

Kamu

Semuanya.
Tentang kamu.
Apa pun itu.
Aku ingin tahu.
Aku ingin mendengar.
Aku ingin melihat.
Aku ingin merasakan.
Semua tentang kamu.
Beribu kali kau lakukan itu.
Mengecewakan aku, itulah kalimat yang sering kau ucap pada ku.
Aku masih.
Ku tak merasakan kekecewaan itu saat kau ada untukku.
Aku mohon.
Hadirlah sekarang menemani aku.
Kau pasti tak ingin mengecewakan aku untuk keseribu satu kalinya bukan?
Aku ingin.
Selalu dirimu yang membimbingku, menjadi lebih baik.
Aku butuh.
Dianggap baik dan tak dicampakkan.
Aku juga bukan.
Sampah kering yang harus dibakar hangus tak ada arti.
Apa kau seperti itu?
Perasaan yang kau rasakan padaku.
Aku pun.
Mencoba meyakinkan diriku walau kau.
Mungkin tidak.

Selasa, 17 Januari 2012

Aku saat ini

Tue 17th 2012


Merasa kecewa?
Ya. itulah jawabanku.
Masih punya harapan?
Sekali lagi aku menjawab ya.


Aku tak tau harus senang atau sedih.
Hanya Dia yang bisa mengeluarkan ku dari keterpurukan ini.
Menunggu waktu itu datang.
Aku sangat ingin tersenyum saat itu.
Ketika harapanku dikabulkan.
Amiin.

Kamis, 12 Januari 2012

Apa itu?

Thurs, Jan 12th 2012


Serius apa sih yang kalian omongin?
Kenapa tidak ada seorang pun yang mau memberitahu ku.
Termasuk juga kau.
Baru saja kepercayaan itu datang lagi, serta merta sirna saat ku mengetahui.
Siapa itu? 
Itulah sekarang yang menjadi pertanyaan bagiku, yang mungkin tak akan berani ku tanyakan kepada kau.
Ku hanya bisa menunggu pengakuan dosamu padaku. 
Entah sampai kapan aku tak tahu.
Andai dari dulu kau katakan, ku takkan sekali pun mengikatkan jiwa raga ku pada.
Semua sudah terlambat, aku bukanlah yang pertama.
Takkan pernah menjadi yang pertama.
Aku terima.
Aku terima karna tak ada yang bisa ku lakukan selain itu.
Mungkin hanya menunggu.


Tak sedikit pun air mataku yang jatuh membasahi pipi malam ini,
Hati ini terlalu sakit untuk menerima kenyataan.
Hati ini marah.
Sehingga air mata pun takut untuk keluar.
Andai kau rasakan luka hati seorang perempuan, mungkin kau takkan pernah sekali-kali tuk menyakiti.
Tapi tak mungkin.


Nasi sudah menjadi bubur.
Takkan mungkin bubur kembali menjadi nasi.
Luka fisikku tak seperih luka batinku.
Semua karna itu.
Hal yang tak pernah kau ungkapkan.
Kau biarkan aku tahu sendiri.
Dalam kesendirian mengetahui dosamu padaku.
Yang cukup lama kau pendam. 
Tiga tahun mungkin.
Selamat atas keberhasilanmu menyimpannya.
Tapi maaf kali ini Tuhuan lebih sayang kepadaku.
Dia tak ingin aku selalu dibohongi.
Kau takkan bisa berpaling dari semua pertanyaan yang sudah ada dibenakku.


Terimakasih.